Langsung ke konten utama

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Pentingnya Analisa laporan keuangan

Suatu organisasi baik yang berorientasi laba (profit oriented) ataupun tidak berorientasi laba (non profit oriented) seperti organisasi pemerintah dan organisasi sosial, semuanya tentu mempunyai catatan keuangan. Catatan keuangan ini pada tataran sederhana dapat berupa catatan keluar masuknya uang. Biasanya pencatatan ini dilakukan oleh pihak-pihak yang belum menggunakan metode pencatatan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah mapan. Bagi pihak-pihak yang sudah mapan tata akuntansinya, pencatatannya akan lebih teratur, dilakukan pengelompokkan ke dalam masing-masing buku besar, yang ini akan memudahkan untuk melaporkan catatan keuangan organisasi itu dalam bentuk laporan keuangan.
Terdapat banyak macam laporan keuangan, seperti neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, laporan laba ditahan, laporan pembagian dividen, laporan penjualan, dan sebagainya. Laporan-laporan keuangan ini meskipun membahas ruang lingkup yang terbatas, seperti dalam neraca hanya melaporkan aktiva dan pasiva, dalam laporan rugi laba hanya melaporkan pemasukan dan pengeluaran, namun informasinya saling berkaitan antara jenis laporan yang satu dengan lainnya.
Sifat laporan keuangan biasanya hanya mendasarkan pada posisi keuangan pada masing-masing buku besar (catatan kelompok keuangan). Namun dari pencatatan yang sederhana itu mengandung infrmasi yang sangat penting yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan, serta dapat digunakan untuk menentukan kinerja organisasi tersebut. Untuk memperoleh informasi yang berguna itu, maka perlu melakukan analisa terhadap laporan keuangan tersebut, untuk dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan tujuan dari analisisnya itu.

Terdapat berbagai analisis laporan keuangan, di antaranya adalah: analisis ratio, analisis per komponen, analisis trend. Analisis ratio dilakukan dengan cara mencari ratio, yaitu membandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lainnya ntuk dibandingkan dengan ratio standar yang dijadikan benchmark. Analisis per komponen dilakukan dengan cara memperhatikan perubahan per komponen keuangan. Analisis tren dilakukan dengan cara melihat tren dari masing-masing kelompok keuangan.


Analisis Ratio
Analisis ratio dapat diartikan sebagai metode menganalisaan antar pos-pos keuangan yang diukur berdasarkan perbandingan atau rasio antara satu pos dengan pos lainnya. Penghitungan rasio menggunakan nilai-nilai masing-masing pos yang sudah dilaporkan dalam laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan saat laporan keungan itu dipublikasikan, dan bertujuan untuk melihat kecenderungannya di masa yang akan datang. Jadi, dalam analisis ratio menggunakan data-data historik untuk kepentingan orientasi masa depan (future oriented). Oleh karena itu, analiser harus mampu juga mengkaitkan antara hitungan-hitungan rasio dengan kondisi mikro ataupun makro ekonomi agar dapat menyumbangkan hasil analisanya untuk pengambilan keputusan dengan baik.
Terdapat beberapa hal yang dapat digunakan untuk memberikan sumbangan berarti atas penganalisaan ratio keuangan perusahaan, antara lain:
  1. Standar ratio. Ratio ini didapatkan dari rata-rata rasio yang sama dari berbagai perusahaan sejenis. Standar ratio ini dapat digunakan sebagai patok banding (benchmark).
  2. Ratio ditetapkan oleh manajemen. Biasanya rasio ini berfungsi untuk mengatur agar kondisi keuangan sesuai dengan kerangka yang telah ditetapkan.
  3. Ratio-ratio historis. Yaitu ratio-ratio keuangan perusahaan itu sendiri pada waktu-waktu lalu. Ini sangat penting untuk mengetahui trend perusahaan.
  4. Ratio keuangan perusahaan saingan. Digunakan sebagai benchmark secara head to head.
Berdasarkan asalnya, ratio yang ditetapkan oleh manajemen dan ratio historis merupakan sumber intern, sedangkan untuk standar ratio dan ratio keuangan perusahaan saingan merupakan sumber ekstern. Meskipun sumber ekstern penting untuk diketahui, karena dapat dijadikan sebagai patok banding (benchmark), tentu saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dalam upaya pembandingannya tidak menghasilkan data bias yang justru akan menyesatkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
  1. Perbedaan lokasi perusahaan.
  2. Jumlah aktiva yang dimiliki
  3. Umur pemakaian aktiva untuk mendukung operasi
  4. Perbedaan kebijakan manajemen
  5. Perbedaan system yang dikembangkan dalam perusahaan
  6. Struktur keuangan perusahaan
  7. Skala ekonomis maupun skope ekonomis perusahaan

Di dalam analisis rasio keuangan, terdapat dua hal pokok yang mesti ada, yaitu data berikut sumber datanya serta tujuan dari melakukan analisis. Sumber data untuk melakukan analisis rasio keuangan tentu dari laporan keuangan, yang itu dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan keuangan lainnya seperti laporan perubahan modal, laporan laba ditahan, dan sebagainya.  Masing-masing laporan keungan itu dapat dianalisis berdasarkan jenis laporan keuangan tersebut secara individual juga dapat dilakukan secara lintas laporan keuangan. Berdasarkan sumber laporan keuangannya, angka rasionya dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Financial ratio, yaitu angka rasio yang bersumber dari neraca (balance sheet). Jenis rasio ini banyak macam, seperti: liquidity ratio, solvability ratio, profitability ratio yang secara rincinya dapat lagi dianalisis menjadi current ratio, acid test ratio, net worth to assets, net worth to fixed assets, debt to equity ratio, debt to assets ratio, dan sebagainya.
  2. Financial-operation ratio, angka rasio yang bersumber dari laporan rugi laba (income statement). Ratio-ratio pada laporan ini meliputi: sales deduction to gross sales, gross profit to net sales, cost of good sold to net sales, operating expense to net sales net income to sales, salaries and wages to net sales, sales discount to net sales, purchases discount to purchase, indirect labor expense to direct labor, dan sebagainya.
  3. Miscellaneous ratio, angka rasio yang bersumber dari berbagai laporan keuangan (interstatement ratio). Jenis-jenis rasionya seperti: deviden to net profit, earning per share of common stock, book value of common stock, sales to inventory, inventory turn over, sales to fixed assets, dan lain-lain.

Penamaan rasio-rasio tersebut biasanya dikaitkan dengan tujuan penganalisaan, untuk mengetahui angka rasio yang sedang diamati. Banyak sekali rasio-rasio yang dapat dihitung atas laporan keuangan, tetapi kebanyakan dari rasio-rasio tersebut dikelompokkan ke dalam tiga rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Karena dari ketiga rasio ini dapat diterjemahkan ke rasio-rasio lainnya.


 Brian Perdana


Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Istilah likuiditas diambil dari sifat kata “liquid” yang diartikan sebagai cair. Likuiditas mempunyai arti mudah cair. Istilah ini kemudian mnjadi isilah keuangan yang menjelaskan tentang kemampuan perusahaan menyediakan dana yang mudah cair untuk menutup kebutuhan-kebutuhannya, terutama kebutuhan jangka pendek perusahaan. Jangka pendek menjadi prioritas karena sifat kemendesakannya. Sedangkan unuk jangka panjang, sifat kemendesakannya kurang signifikan, sehingga ada kesempatan unutuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Likuiditas ini berkaitan langsung dengan persediaan kas. Sementara persediaan ka situ sendiri tergantung dari arus kas yang terus berputar. Ketika siklus perputarannya mengalami gangguan, besar kemungkinan akan terdapat gangguan pada likuiditas, yang ujungnya mengganggu modal kerja, dan dapat berakibat pada kebangkrutan usaha.
Ibarat metabolisme tubuh, likuiditas sama dengan fungsi darah. Ia menghubungkan organ-organ untuk terus bekerja sesuai fungsinya. Jumlahnya harus mencukupi. Ketika darah dalam tubuh mengalami kekurangan, maka kondisi tubuh akan lemas tak berdaya. Sebaliknya, jika kebanyakan jumlah darah dalam tubuh manusia, manusia akan mengalami tekanan darah yang tinggi, yang akibatnya dapat mengaibatkan stroke,  tekanan jantung, yang juga dapat mengalami kematian. Likuiditas dalam perusahaan juga begitu. Ketika jumlahnya kurang, perusahaan akan mengalami kesulitan-kesulitan pembayaran, operasional yang terhambat, yang berujung mangakibatkan kebangkrutan. Sementara ketika terjadi kelebihan dana, maka dana akan banyak yang menganggur (idle cash) akan menunjukkan produktivitas perusahaan yang menurun serta meningkatkan beban cost of capital, yang itu dapat menyebabkan kerugian.


Rasio Solvabilitas (Solvability ratio)
Solvabilitas berasal dari kata "solvent" yang mempunyai arti sanggup membayar hutang. Kata ini kemudian diserap menjadi hitung-hitungan rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjangnya. Kemampuan membayar hutang ini umumnya diperbandingkan dengan modal yang dimiliki, tingkat assets yang bisa dilikuidasi, juga tingkat profitabilitas. Perbandingan dengan variabel-variabel itu menentukan berbagai ukuran rasio solvabilitas. Hitung-hitungan yang menunjukkan bahwa hutangnya akan mampu terbayar disebut dengan solvable, sedangkan jika hutangnya tidak akan mampu terbayar disebut dengan insolvable.

Rasio solvabilitas ini sering dipersamakan dengan rasio leverage. Hal ini terjadi karena sama-sama mengkaitkan dengan hutang. Hutang pada umumnya timbul karena perusahaan hendak melakukan pendongkrakan atau pengungkitan kemampuannya melalui sumber hutang dari pihak asing guna memperoleh laba yang lebih besar. Solvabilitas lebih digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang, sedang rasio leverage lebih ditekankan untuk mengetahui daya guna hutang dalam memperoleh laba. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kartun KIsah kebaikan dan keberanian Ali Bin Abu Thalib

Definisi Pendidikan Islam Pengertian tentang pendidikan, bila dikaitkan dengan Islam, maka menjadi “Pendidikan Islam”. Nama baru ini tentunya memiliki pengertian tersendiri dari pengertian-pengertian di atas, walau dalam kenyataanya masih dapat ditarik benang merah diantara beberapa pengertian tersebut. Beberpa pengertian tentang pendidikan Islam adalah sebagai berikut: M. Yusuf Al-Qardhawi memberikan pengertian bahwa: “pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan ketrampilanya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan damai maupun perang dan menyiapkanya untuk masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatanya, manis dan pahitnya”. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan islam sebagai suatu “proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhir