Tugas Bimbingan Konseling Islam
Model Penerapan Bimbingan Konseling
di SMP
Negri 6 Magelang
Makalah ini disusun untuk memenui tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Islam
Dosen
pengampu : Riana Mashar, M.Si.,P.Si.
oleh
Brian Perdana (11.0401.0011)
Muhammad Syaiful Wahyu Huda (11.0401.0026)
Warsito
(11.0401.0041)
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH MAGELANG
2013
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
Bimbingan berasal dari
“guidance”, sedangkan konseling atau penyuluhan berasal dari “counseling”. Di
Indonesia “ Guidance and counseling” biasa diterjemhakan dengan istilah
“bimbingan penyuluhan” atau Bimbingan konseling. Sedang petugas bimbingan
sering disebut pembimbing dan penasehat.
Dari ulasan diatas
setidaknya dapat kita ketahui peran guru bimbingan konseling dalam proses
pelaksanaan dalam pendidikan. Selain itu kini lebih banyak obyek yang dikaji
untuk dapat melaksanakan proses pembimbingan terutama dalam Bimbingan Konseling
Islam yang kini makin ditanamkan dalam beberapa sekolah yang bernafas islam
atau sekolah umum yang menggunakan bimbingan konseling berlandas religious (Ke
Agamaan).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa landasan dalam melakukan bimbingan dan
konseling?
2.
Apa asas dari bimbingan konseling?
3.
Bagaimana melalukan bimbingan dan konseling?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui landasan dalam proses bimbingan dan
konseling.
2.
Mengetahui asas dalam bimbingan konseling.
3.
Mengetahui prosedur dan pemberian solusi pada
konseli.
Pembahasan
D. Landasan dalam melakukan
bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan
profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan
secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang
kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan
bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat
semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan
manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan
(klien).
Agar aktivitas dalam layanan
bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang
dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien)
maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling
khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan
menjadi mutlak adanya. Adapun pendekatan yang melandasi kegiatan tersebut
dapat dibagi menjadi:
- Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan
landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor
dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis
dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban
yang hakiki.
- Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan
landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku
individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Motif dan motivasi berkenaan dengan
dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif
yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia
lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang
terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau
keterampilan tertentu dan sejenisnya.
Pembawaan dan lingkungan berkenaan
dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu.
Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari
keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit,
golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.
Perkembangan individu berkenaan
dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa
konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik
dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Belajar merupakan salah satu konsep
yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar,
seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan
belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya.
- Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan
landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap
perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan
sosial-budaya dimana ia hidup.
- Landasan Religius
Dalam landasan religius Bimbingan
dan Konseling diperlukan penekanan pada 3 hal pokok, yaitu: Keyakinan bahwa
manusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan, Sikap yang mendorong perkembangan
dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
agama, dan Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan
kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah
individu.
- Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang
menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling
disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode,
seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau
analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks
dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
E. Asas dalam
bimbingan dan konseling
Pada layanan
dan proses pelaksanaan bimbingan dan konseling perlu adanya asas atau aturan
yang menjadi pengontrol bagi ruang gerak guru BK adapun asas-asas tersebut
terbagi menjadi:
1.
Asas Kerahasiaan
2.
Asas Kesukarelaan
3.
Asas keterbukaan
4.
Asas
Kegiatan
5.
Asas Kemandirian
6.
Asas Kekinian
7.
Asas Kedinamisan
8.
Asas Keterpaduan
9.
Asas Kenormatifan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih
Tangan
12. Asas Tut
wuri handayani
F. Teknik melalukan bimbingan
dan konseling
Dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling perlu adanya teknik sehingga proses pembimbingan dan konseling
dapat berjalan dengan baik adapun teknik yang dapat di terapkan adalah sebagai
berikut:
Teknik Bimbingan
1. Home Room
2. Diskusi kelompok
3. Pelajaran Bimbingan
4. Kelompok Kerja
5. Remediasi
6. Sosio/ psiko drama
7. Ceramah
8. Karya wisata
9. Organisasi sebagai wahana
10. Katarsisi
11. Wawancara
Teknik Konseling
1. Teknik secara individual
2. Teknik secara kelompok
Hasil Observasi
Hasil dari observasi yang telah kami lakukan pada hari
rabu dan kamis tanggal 18-19 desember 2013 yang bertemu dengan beberapa guru BK
yang sedang menangani masalah yang terjadi pada sekolah SMP Negri 6 magelang.
Disana kami mendapati tiga guru yang mengampu satu tingkat guru BK kelas satu,
kelas Dua dan kelas tiga. Dari tiap guru kami banyak mendapat contoh
permasalahan yang dapat ditarik benang merahnya sebagai landasan bagi guru
dapat mencari solusi atas masalah yang ada dan sedang dihadapi siswa tersebut.
Guru BK memiliki peran yang sangat berpengaruh di SMP
Negri 6 Magelang meskipun hanya memiliki jam bertemu dengan siswanya 1 jam
pelajaran selama 40 menit tiap minggunya namun tidak berarti selain itu guru BK
tersebut lepas dari tugasnya. Disinilah guru BK dapat melakukan pengamatan dari
luar kelas sebagai bahan penilaian terhadap pribadian tiap siswanya.
Selain itu seorang guru BK di SMPN 6 juga membagi
angket pada tiap tahun ajaran baru di isi hal yang ingin di pelajari dan
dibahas selama 1 tahun ajaran tersebut dan di isi cita-cita serta bakat siswa
tersebut sebagai acuan pengarahan guru terhadapa minat, bakat, dan cita-cita
siswa jangka pendek dan panjang berupa kemampuan apa yang bisa dimiliki pada
tahun ajaran ini dan pekerjaan apa yang ingin di dapat setelah jenjang SMP ini.
Program BK di sekolah
1. Studi Kelayakan
2. Disingkronkan dengan program sekolah dan
kurikulum
3. Disingkronkan dengan kebutuhan siswa
(assessment)
4. Melakukan program angket/voting
5. Sosiometri
Obyek
dalam bimbingan konseling:
a. Kasus siswa
b. Presentasi siswa
c. Perkembangan siswa
d. Psikologi, perkembangan, insidental
Beberapa kasus yang dihadapi di SMP ini antara lain:
- Siswa dating terlambat
- Bicara kasar dan kotor
- Menawarkan Minuman Beralkohol
- Gambar Porn dan video porn
- Free Sex
- Pencurian
Dalam observasi
kemarin kami bertemu dengan seorang siswa yang direcomendasikan kepada kami
oleh seorang guru BK
Nama: Rama
Anugrah
Agama : Islam
Kelas : 7B
Tempat tanggal
lahir : Magelang, 1 januari 2000
Masalah :
Menawarkan Minuman beralkohol, berbicara kasar dan sering terlambat masuk sekolah
Guru yang
menjadi konselornya bernama Sri Ambarwati seorang muslimah dia guru yang
mengampu semua kelas 7. Bu Ambar menggunakan metode atau teknik home room dan
religious sebagai pola dalam pembimbingan dan konselinya. Dia mendapati masalah
ini dari pengaduan beberapa siswa yang melaporkan bahwa rama siswa baru
tersebut sering menawarkan minuman dan berkata kasar. Lalu bu Ambar melakukan
pengecekan atas siswa tersebut kepada guru wali kelas serta guru maple yang
mengajarnya dikelas. Setelah itu dia mengundang Rama siswa tersebut ke
ruangannya dan menanyainya serta mengundang kedua orang tuanya. Tahap perbaikan
atau pemecahan masalah dilakukan dengan penanaman nilai agama dan di awali dengan
pencarian motiv terlebih dahulu. Rama melakukan hal tersebut untuk mendapatkan
rasa aman dan tenang disekolah barunya karena dengan demikian teman-temannya
merasa bahwa rama siswa yang hebat dan berkuasa anak nakal. Dari hasil Tanya
jawab dengan rama bahwa diketahui itu yang mendasari sikap dan tingkah laku
negatifnya. Sehinga bu Ambar mengambil langkah pendekatan agama dengan
menunjukan bahwa seorang yang agamanya kuat berakhlak baik atau dapat disebut
alim akan lebih disegani disekolah oleh guru dan siswa sehingga tidak
menyebabkan masalah lain. Bu Ambar mengajukan usulan untuk solat duha pada jam
6.30 di sekolah sehingga itu mengatasi kebiasaan sering terlambat terus untuk
mengatasi perkataan kasarnya sang guru mengajarkan untuk lebih merasa bila kamu
yang dikatai kasar apa akan menerimanya dan mengajarkan jangan suka berbohong
karena berdampak negative bagi kamu.
Selain
permasalah yang dihadapi tiap siswa Guru BK SMPN 6 juga berperan sebagai
pengarah akan cita-cita dan bakat para siswanya melalui angket yang telah
dibagi pada saat kelas 7 guru akan mengarahkan dan mendampingi siswa tersebut
hingga lebih dekat dengan cita-citanya.
Kesimpulan
Dari ulasan
makalah ini tentang berupa hal yang perlu diperhatikan dalam bimbingan dan
konseling, yang terdiri landasan, asas-asas, dan teknik pelaksanaan sehingga
dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat terarah dan berjalan
dengan baik. Sehingga dari kegiatan observasi kami di SMPN 6 Magelang dapat
kami ketahui bagaimana Guru BK melasanakan tugasnya sebagai pembimbing dan
konseling pada siswa-siswinya. Dalam pembagian tugas dan di pandang dari agama
karena guru BK SMPN 6 lebih menekankan landasan Bimbingan konselingnya pada
landasan Religius dan dengan teknik home room dan melakukan penyelidikan baru
mengatasi masalah yang dihadapi siswa-siswinya.
Daftar Pustaka
Sutoyo, Anwar. 2013. Bimbingan & Konseling Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tawil. Dasar Dasar Bimbingan Konseling. Magelang:
Universitas Muhammadiyah Magelang
waah....observasi yang anda lakukan cukup memotivasi saya. thanks ya
BalasHapus