Pembahasan Materi Fiqh
Jual dan Beli dalam Islam
Makalah
ini disusun sebagai tugas mata kuliah Fiqh - 2
Dosen : Nurodin Usman,Lc, MA
Oleh:
Nama : Agus Setiawan
Brian Perdana
NIM :
11.0401.0042
11.0401.0011
Fakultas : PAI S-1
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAGELANG
2012
Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Fiqh muamalah adalah aturan-aturan hukum
Allah SWT yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan
keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial
kemasyarakatan.
Sedangkan Fiqh muamalah dalam arti sempit
menekankan keharusan untuk menaati aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan
untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur,
mengelola dan mengembangkan mal (harta benda) dengan cara jual dan beli.
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari
dua kata yang mengandung makna berlawanan yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan
Asy Syira’a yang artinya Beli. Menurut istilah hukum Syara, jual beli adalah
penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar
menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan suka sama
suka
ö@è% ÉQöqs)»t
(#qè=yJôã$# 4n?tã
öNà6ÏGtR%s3tB ÎoTÎ)
×@ÏJ»tã (
t$öq|¡sù cqßJn=÷ès?
ÇÌÒÈ
39. Katakanlah:
"Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan
bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui, QS Az Zumar : 39
õè{ ô`ÏB
öNÏlÎ;ºuqøBr& Zps%y|¹
öNèdãÎdgsÜè? NÍkÏj.tè?ur
$pkÍ5 Èe@|¹ur
öNÎgøn=tæ (
¨bÎ) y7s?4qn=|¹
Ö`s3y öNçl°;
3 ª!$#ur ììÏJy
íOÎ=tæ ÇÊÉÌÈ
103. ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan
mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.
[658]
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda
[659]
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka. At Taubah : 103
ÏQöqs)»tur (#qè=yJôã$#
4n?tã öNà6ÏGtR%s3tB
ÎoTÎ) ×@ÏJ»tã
( t$ôqy cqßJn=÷ès?
`tB ÏmÏ?ù't
Ò>#xtã ÏmÌøä
ïÆtBur uqèd
Ò>É»x. (
(#þqç7É)s?ö$#ur ÎoTÎ)
öNà6yètB Ò=Ï%u
ÇÒÌÈ
93. dan (dia
berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya akupun
berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya
akupun menunggu bersama kamu. Huud : 93
Oleh karena itu, makalah ini
membahas tentang hukum jual beli, syarat-syarat melakukan jual beli dan yang
membatalkan jual beli.
1.2
Rumusan masalah
- Apa yang dimaksud dengan jual beli?
- Apa yang menjadi landasan hukum dan hukum jual beli?
- Apa saja rukun dan syarat dalam jual beli?
- Berapa macam jual beli?
- Apa sebab Jual Beli yang dilarang dan batal hukumnya?
1.3
Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas fiqih
mengenai jual beli.
2.
Untuk mengetahui, makna, landasan
hukum, rukun. Syarat, ragam,hikmah dan anjuran jual beli.
3.
Menambah wawasan dalam kajian ilmu
fiqih masalah jual beli.
Bab II
Pembahasan
1.4
Makna Jual Beli
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari
dua kata yang mengandung makna berlawanan yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan
Asy Syira’a yang artinya Beli. Menurut istilah hukum Syara, jual beli adalah
penukaran harta (dalam pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar
menukar suatu benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak dengan suka sama
suka.
Secara terminologi jual beli dapat di definisikan
sebagai berikut:
- Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan (idris ahmad, fiqih al-syafi’iyah : 5)
- Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan.
1.5
Landasan Hukum Jual Beli
Jual beli dalam Islam sangat penting
karena membantu dan menolong agar mempermudah kehidupan manusia (Muslim) oleh
karena itu hukum jual beli sangatlah kuat dalam Islam.
Ïä!#ts)àÿù=Ï9 úïÏ%©!$#
(#rãÅÁômé& Îû
È@Î6y «!$#
w cqãèÏÜtGó¡t
$\/ö|Ê Îû
ÄßöF{$# ÞOßgç7|¡øts
ã@Ïd$yfø9$# uä!$uÏZøîr&
ÆÏB É#ÿyèG9$#
NßgèùÌ÷ès? öNßg»yJÅ¡Î/
w cqè=t«ó¡t
Z$¨Y9$# $]ù$ysø9Î)
3 $tBur (#qà)ÏÿZè?
ô`ÏB 9öyz
cÎ*sù ©!$#
¾ÏmÎ/ íOÎ=tæ
ÇËÐÌÈ
273.
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka
mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan
melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan
apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui. Al Baqorah: 273
}§øs9 öNà6øn=tã
îy$oYã_ br&
(#qäótGö;s? WxôÒsù
`ÏiB öNà6În/§
4 !#sÎ*sù OçFôÒsùr&
ïÆÏiB ;M»sùttã
(#rãà2ø$$sù ©!$#
yYÏã Ìyèô±yJø9$#
ÏQ#tysø9$# (
çnrãà2ø$#ur $yJx.
öNà61yyd bÎ)ur
OçFZà2 `ÏiB
¾Ï&Î#ö7s% z`ÏJs9
tû,Îk!!$Ò9$# ÇÊÒÑÈ
198.
tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada
Allah di Masy'arilharam[125]. dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu
benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat. Al Baqarah: 198
[125] Ialah bukit Quzah di Muzdalifah.
$ygr'¯»t úïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä w
(#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr&
Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/
HwÎ) br&
cqä3s? ¸ot»pgÏB
`tã <Ú#ts?
öNä3ZÏiB 4
wur (#þqè=çFø)s?
öNä3|¡àÿRr& 4
¨bÎ) ©!$#
tb%x. öNä3Î/
$VJÏmu ÇËÒÈ
29.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287];
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Anisa :29
[287] Larangan membunuh diri sendiri
mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti
membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
$ygr'¯»t úïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä #sÎ)
LäêZt#ys? AûøïyÎ/
#n<Î) 9@y_r&
wK|¡B çnqç7çFò2$$sù
4 =çGõ3uø9ur öNä3uZ÷/
7=Ï?$2 ÉAôyèø9$$Î/
4 wur z>ù't
ë=Ï?%x. br&
|=çFõ3t $yJ2
çmyJ¯=tã ª!$#
4 ó=çGò6uù=sù È@Î=ôJãø9ur
Ï%©!$# Ïmøn=tã
,ysø9$# È,Guø9ur
©!$# ¼çm/u
wur ó§yö7t
çm÷ZÏB $\«øx©
4 bÎ*sù tb%x.
Ï%©!$# Ïmøn=tã
,ysø9$# $·gÏÿy
÷rr& $¸ÿÏè|Ê
÷rr& w
ßìÏÜtGó¡o br&
¨@ÏJã uqèd
ö@Î=ôJãù=sù ¼çmÏ9ur
ÉAôyèø9$$Î/ 4
(#rßÎhô±tFó$#ur ÈûøïyÍky
`ÏB öNà6Ï9%y`Íh
( bÎ*sù öN©9
$tRqä3t Èû÷ün=ã_u
×@ã_tsù Èb$s?r&zöD$#ur
`£JÏB tböq|Êös?
z`ÏB Ïä!#ypk¶9$#
br& ¨@ÅÒs?
$yJßg1y÷nÎ) tÅe2xçFsù
$yJßg1y÷nÎ) 3t÷zW{$#
4 wur z>ù't
âä!#ypk¶9$# #sÎ)
$tB (#qããß
4 wur (#þqßJt«ó¡s?
br& çnqç7çFõ3s?
#·Éó|¹ ÷rr&
#·Î72 #n<Î)
¾Ï&Î#y_r& 4
öNä3Ï9ºs äÝ|¡ø%r&
yZÏã «!$#
ãPuqø%r&ur Íoy»pk¤¶=Ï9
#oT÷r&ur wr&
(#þqç/$s?ös? (
HwÎ) br&
cqä3s? ¸ot»yfÏ?
ZouÅÑ%tn $ygtRrãÏè?
öNà6oY÷t/ }§øn=sù
ö/ä3øn=tæ îy$uZã_
wr& $ydqç7çFõ3s?
3 (#ÿrßÎgô©r&ur #sÎ)
óOçF÷èt$t6s? 4
wur §!$Òã
Ò=Ï?%x. wur
ÓÎgx© 4
bÎ)ur (#qè=yèøÿs?
¼çm¯RÎ*sù 8-qÝ¡èù
öNà6Î/ 3
(#qà)¨?$#ur ©!$#
( ãNà6ßJÏk=yèãur ª!$#
3 ª!$#ur Èe@à6Î/
>äóÓx« ÒOÎ=tæ
ÇËÑËÈ
282.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).
jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang
seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah
itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika
kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. Al Baqarah : 282
[179] Bermuamalah ialah seperti
berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.
Hukum Jual Beli
1. Mubah (Boleh),
merupakan asal hukum jual beli.
2. Wajib,
umpamanya wali yang jual harta anak yatim bila terpaksa dan orang yang menjual
dikala butuh untuk menutup utangnya.
3. Haram, bila
barang yang dijual diharamkan dalam aturan Islam.
4.
Sunat, jual beli pada sahabat atau keluarga, dan pada
orang yang membutuhkan.
1.6
Rukun dan Syarat dalam jual beli
Mengenai rukun dan syarat jual beli, para
ulama memiliki perbedaan pendapat.
Menurut mahzab hanafi rukun jual beli hanya ijab
dan kabul saja. Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli hanyalah
kerelaan antara kedua belah pihak untuk jual beli.
Menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat:
- Orang yang berakad (Penjual dan pembeli)
- Sighat (lafal ijab dan kabul)
- Benda-benda yang diperjual belikan
- Ada nilai tukar pengganti barang.
Menurut mahzab hanafi orang yang berakad,
barang yang dibeli dan nilai tukar barang termasuk syarat bukan rukun.
Syarat-syarat
jual beli
Menurut jumhur ulama, bahwa syarat jual beli sama
dengan rukun jual beliyang disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
1). Syarat orang yang berakad
- Berakal
- Orang yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda. Maksudnya, seseorang tidak dapat bertindak sebagai pembeli dan penjual dalam waktu yang bersamaan.
2). Syarat yang terkait dengan ujab kabul
a. orang yang mengucapkannya telah akil baligh dan
berakal.
b. kabul sesuai dengan ijab.
c. ijab dan kabul dilakukan dalam satu majlis.
3). Syarat yang diperjual belikan
a. barang itu ada, atau tidak ada di tempat, tetapi
pihak penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.
b. Dapat dimanfaatkan atau bermanfaat bagi manusia.
c. Jelas orang yang memiliki barang tersebut.
d. Dapat diserahkan pada saat akad berlangsung,
atau pada waktu yang telah disepakati bersama ketika akad berlangsung.
4). Syarat nilai tukar (harga barang)
a. Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak
harus jelas jumlahnya.
b. Dapat diserahkan pada saat waktu akad
(transaksi).
c. Bila jual beli dilakukan dengan cara barter,
maka barang yang dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan syara’.
1.7
Macam Jual Beli
Macam-macam jual
beli
Jual beli ditinjau dari segi hukumnya dibagi
menjadi dua macam yaitu :
- Jual beli yang sahih
Apabila jual-beli itu disyariatkan,
memenuhi rukun atau syarat yang di tentukan, barang itu bukan milik orang lain,
dan tidak terkait dengan khiyar lagi, maka jual beli itu sahih dan mengikat
kedua belah pihak. Umpamanya, seseorang membeli suatu barang. Seluruh rukun dan
syarat jual-beli telah terpenuhi. Barangitu juga telah di periksa oleh pembeli
dan tidak ada cacat, da tidak ada rusak. Uang yang sudah diserahkan dan
barangpun sudah diterima dan tidak ada lagi khiyar.
- Jual beli batil
Apabila pada jual-beli itu salah satu atau
seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pada dasarnya dan sifatnya
tidak di syariatkan, maka jual beli itu batil.umpamanya, jual beli yang dilkukan
oleh anak-anak, orang gila, atau barang-barang yang di jual itu barang-barang
yang di harapkan syara(bangkai, darah, babi dan khamar).
1) Jual beli sesuatu
yang tidak ada
Ulama fikih sudah sepakat menyatakan, bahwa jual
beli barang yang tidak ada tidak sah
2) Menjual barang
yang tidak dapat di serahkan
3) Jual beli yang
mengandung unsur tipuan
4) Jual beli benda
najis
5) Jual beli
al-‘urbun
Jual beli yang bentuknya dilakukan melalui
perjanjian
6) Memperjualkan air
sungai, air danau, air laut dan air yang tidak dimiliki oleh seseorang.
- Jual beli fasid
Ulama mazhab hanafi memedakan jual beli fasid dan
jual beli batil. Sedangkan jumhur ulama tidak membedakan jual beli fasid dengan
jual beli batil. Menurut mereka jual beli itu terbagi dua, yaitu jual beli yang
sahih dan jual beli yang batil.
Apabila rukun dan syrat jual beli
terpenuhi, maka jual beli itu sahih. Sebaliknya apabila suatu rukun atau syarat
jual beli tidak terpenuhi maka jual beli itu batil.
Menurut mazhab hanafi jual beli fasid antar lain
- Jual beli al-majhl yaitu benda atau barang secara gelobal tidak di ketahui.
- Jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat, seperti ucapan penjual kepada pembeli:” saya jual mobil saya ini kepadda anda bulan depan setelah mendapat gaji
- Menjual barang yang gaib yang tidak di ketahui pada saat jual beli berlangsung, sehingga tidak dapat dilihat oleh pembeli
- Jual beli yang dilakukan orang buta
- Barter barang dengan barang yang diharamkan
- Jual beli al-ajl
Contoh: seseorang menjual barangnya senilai
Rp100.000 dengan pembayarannya di tunda selama sebulan, setelah penyerahan
barang kepada pembeli, pemilik barang pertama membeli kembali barang tersebut
dengan harga yang lebih rendah misalnya Rp 75.000 sehingga pembeli pertama
tetap berhutang sebesar Rp 25.000.
7) Jual beli anggur
untuk tujuan membuat khamr
8) Jual beli yang
bergantung pada syarat
Contoh: seperti ungakapan pedagamg:”jika kontan
harganya 1.200.000 dan jika berhutang harganya 1.250.000
9) Jual beli sebagian
barang yang tidak dapat di pisahkan dari satuannya
Contoh: menjual daging kambing yang diambil dari
daging kambing yang masih hidup.
10) Jual beli buah-buahan atau
padi-padian yang belum sempurna matangnya untuk di panen
- Dari segi objek jual beli dan segi pelaku jual beli
Ditinjau dari segi benda yang yang
dijadikan obyek jual beli dapat dikemukakan pendapat imam Taqiyuddin bahwa jual
beli dibagai menjadi tiga bentuk :
- Jual beli benda yang kelihatan
Maksudnya adalah pada waktu melakukan akad
jual beli benda atau barang yang diperjualbelikan ada didepan penjual dan
pembeli, seperti membeli beras dipasar dan boleh dilakukan.
- Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji
Sama dengan jual beli salam (pesanan), ataupun yang
dilakukan secara tidak tunai (kontan). Maksudnya ialah perjanjian sesuatu yang
penyarahan barang-barangnya ditangguhkan hingga masa tertentu.
Dalam salam berlaku semua syarat jual beli dan
syarat-syarat tambahannya ialah :
- Ketika melakukan akad salam disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang yang dapat ditakar, ditimbang maupun diukur.
- Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bias mempertinggi dan memperendah harga barang itu.
- Barang yang akan diserahkan hendaknya barang-barang yang biasa didapat dipasar.
Harga hendakya dipegang ditempat akad berlangsung.
1.8
Jual Beli yang dilarang dan batal
hukumnya adalah :
- Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti anjing, babi, berhala, bangkai dan khamar.
- Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan dengan betina agar dapat memperoleh keturunan, jual beli ini haram hukumnya.
- Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya.
- Jual beli dengan mukhadharah yaitu menjual buah-buahan yang belum pantas untuk dipanen.
- Jual beli dengan munabadzah yaitu jual beli secara lempar-melempar.
- Jual beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan adanya penipuan, contoh : penjualan ikan yang masih dikolam.
- Larangan menjual makanan sehingga dua kali ditakar, hal ini menunjukkan kurang saling mempercayainya antara penjual dan pembeli.
1.9
Hikmah dan
anjuran jual beli
Adapun hikmah dibolehkannya jual-beli itu
adalah menghindarkan manusia dari kesulitan dalam bermuamalah dengan hartanya.
Seseorang memiliki harta di tangannya, namun dia tidak memerlukannya.
Sebaliknya dia memerlukan suatu bentuk harta, namun harta yang diperlukannya
itu ada ditangan orang lain. Kalau seandainya orang lain yang memiliki harta
yang diingininya itu juga memerlukan harta yang ada di tangannya yang tidak diperlukannya
itu, maka dapat berlaku usaha tukar menukar yang dalam istilah bahasa Arab
disebut jual beli.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas, dapat pemakalah simpulkan bahwa:
Jual beli adalah suatu perjanjian yang
dilakukan oleh kedua belah pihak dengan cara suka rela sehingga keduanya dapat
saling menguntungkan, maka akan terjadilah penukaran hak milik secara tetap
dengan jalan yang dibenarkan oleh syara’.Yang dimaksud sesuai dengan ketetapan
hukum adalah memenuhu persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dalam jual beli,
maka jika syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan
ketentun syara’.
Saran
Bagi seluruh umat muslim di dunia agar
melaksanakan jual beli berdasarkan hukum, rukun dan syarat yang telah di
tentukan agar terhindar dari riba dan mendapat keridhoan Allah.
Daftar Pustaka
·
Al Qur’an nur karim
·
Rasjid, Sulaiman, 2009,
Fiqh Islam, Bandung : Sinar Baru Algensindo.
·
http// makalah fiqih jual
beli « anggadwinka.belongyou.htm
Komentar
Posting Komentar